1 2 3 4 5

counter

Monday, 19 May 2014


Malik bin Sinan R.a. Meminum Darahnya Rasulullah SAW

Dalam perang uhud,dua mata rantai topi besi telah menancap di  wajah dan dibagian kepala Nabi saw.. melihat hal itu Abu Bakar r.a dan Abu Ubaidah Jarrah r.a mencabut rantai topi besi yang mengenai Rasulullah SAW. Dengan giginya.satu rantai mata itu tercabut. Akibatnya sebuah gigi Abu Ubaidah r.a tanggal.tetapi ia tidak peduli maka ia mencabut mata rantai yang kedua dengan giginya lagi, sehingga sebuah giginya lagi tanggal. Maka rantai itu dapat dicabut dari tempatnya, lalu mengalirlah darah Rasulullah SAW. Kemudian darah itu dihisap oleh Malik bin Sinan r.a ayah Abu S’id Al-Khudri r.a dengan bibirnya dan ditelanya.sabda Nabi SAW,.” Barang siapa bersatu antara darahku dengan darahnya , maka api neraka tidak akan menyentuhnya”.

           


Kisah Seorang Wanita Yang Mengkhwatirkan Keselamatn Rasulullah

Dalam perang uhud,kaum muslimin mengalami banyak penderitaan dan banyak yang mati syahid. Kabar ini terdengar ke madinah sehingga untuk mengetahui kebenaran berita ini , kaum wanita terpaksa keluar rumah masing-masimg dalam keadaan sedih. Ketika seorang wanita Anshar melihat oranh-orang berkumpul, maka ia mendekatinya dan bertnya,”bgaimana keadaan Rasulullah SAW.? Seseorang menjawab, “ Ayahmu telah shyhid!”sahutnya,”innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”.” wanita itu menanyakan lagi keadan Nabi saw.. seseorang berkata “Suamimu telah syahid.”yang lain berkata saudaramu telah syahid.” Meskipun selueuh keluarga laki-lakinya telah syhahid ia tetap bertanya,” bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW? Orang-orang berkata Rasulullah dalam keadaan sehat,sebentar lagi akan datang,.” Tetapiwanita tadi belum puas, ia bertnya lagi,” dimanakah Rasulullah SAW? Orang-orang berkata sambil menunjuk,”Beliau ada di majelis itu.”ia segera berlai ke majelis tersebut,dan akhirnya dengan sangat bahagia ia melihat Nabi SAW. Wanita itu berkata.” Ya Rasulullah , setelah melihat engkau,semua penderitaan ini menjadi ringan bagiku.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sambil memegang baju Rasulullah berkata, Ya Rasulullah demi ayah ibu yang telah kami korbankan, jika aku melihatmu hidup dan selamat maka aku tidak peduli dengan musibah apapu.”(Khamis).

faedah

 Sebenarnya banyak kisah seperti ini,sehingga para ahli sejarah berbeda pendapat mengenainya , namun, wanita seperti ini juga banyak terjadi pada wanita lainya.


Kisah Kesedihan Umar R.a Ketika Rasulullah SAW. Wafat

Umar Bin Khathtab r.a adalah sahabatyang keberanian,kehebatan, dan kekuatanya tidak tertanding hingga sekarang. Setelah lebih dari 1350 tahun, semua kehebatnya masih terkenal. Setelah masuk islam, ia tidak sabar jika terus menyembunikan keislamanya.

Pada saat Rasululllah SAW. Wafat,meskipun ia sangat berani, ia tidak dapat menahan kesedihan karena kepergian beliau. Dengan gemetar dan sedih ia berdiri mengangkat pedangnya dan berkata, “barang siapa yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Telah wafat akan kupenggal lehernya. Rasulullah SAW.sedang berjumpa bersama Rabbnya sebagaimana Musa pergi ke gunung Thurshina menemui Rabbnya. Sebentar lagi beliau akan kembali. Barang siapa membawa berita bohong ini, akan kupotong tangan dan kakinya”.

 Sedangkan Ustman r.a. pucat wajahnya .hingga hari kedua, ia tidak berbicara sedikitpun.ia berjalan kesana kemari tanpa berbicara.dan Ali r.a hanya duduk diam tidak bergerak. Diantara mereka hanya seorang yang mampu bertahan , yaitu Abu Bakar r.a.. ia sangat tegar laksana gunung. Padahal dalam kisah-kisah sebelumnya kita telah ketahui betapa cintanya kepada Raulullah SAW.dengan tenang ia mencium kening Nabi saw.,lalu keluar kamar dan berkata kepada Umar r.a.,” duduklah”. Kemudian ia berkhutbah, “ Barangsiapa ynag menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Rasulullah SAW, telah tida.dan brang siapa yang menyembah Allah,sungguh Dia itu hidup dan abadi.”lalu ia membacakan ayat Al-Qur’an:

 

 وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ   

 

Artinya: Muhammad itu tidak lain hanya seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumya beberapa orang Rasul. Apakah jika ia wafat atau jika dibunuh, kamu akan berbalik kebelakang (murtad)? Barang siapa balik kebelakang,maka ia tidak mendatangkan mhurtad kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(Q.s Ali- Imran: 144).

faedah

Karena Allah telah menentukan Abu Bakar r.a sebagai Khalifah ,sudah sepatutnya ia memiliki kemampuan seperti itu.kehebatan dan kesabaran Abu Bakar r.a. tidak dimiliki oleh orang lain. Ia memiliki pengetahuan yang sempurna tentang penguburan dan warisan,pengetahuan yang tidak diketahui oleh orang lain.setelah Nabi SAW. Wafat, timbul perselisihan tentang pemakaman Nabi SAW., yakni di mekkah , di madinah atau di Baitul-Maqdis Abu Bakar r.a berkata” Aku mendengar Rasulullah SAW, berkat,” Tempat dikubur Nabi adalah tempat dimana ia meninggal dunia. Dimana dia meninggal disitulah is di kubur.” Lanjutnya, “ Aku mendengar Rasulullah SAW. Bersabda,” Seorang Nabi tidak memiliki waris.semua hartanya yang ditinggal sedekah.” Ia juga mendengar Nabi SAW, bersabda,Barang siapa yang menjadi pemimpin dalam pemerintahan dan ia tidak memperhatikan ketika memberi tugas kepada orang lain,maka laknat Allah atasnya,”Sabdanya yang lain, Orang-orang Quraisy berhak atas urusan ini , yaitu kepemimpinan .” Dan hadits-hdits lainya.

Friday, 16 May 2014


         
Kisah penolakan Rasulullah terhadap gunung emas

 

   Rasulullah SAW, bersabda , “ Rabbku telah menawariku untuk menukar gunung-gunung di mekkah untuk menjadi emas , tetapi aku berkata, “ Ya Allah , aku lebih suka makan sehari dan lapar pada esok harinya. Jika aku lapar , aku dapat mengingat-Mu , jika aku kenyang , aku dapat memuji-Mu dan mensyukuri nikmat-Mu. “ (Tirmidzi).

Faedah 

  Demikianlah kehidupan jiwa yang suci, yang namanya sering kita sebut, dan juga kita bangga menjadi umatnya. Untuk itu, kita seharusnya selalu berittiba’ kepada beliau dalam segala hal.